*Denny Siregar: Mahfud MD Calon Jaksa Agung ?*
Editor: Siti Afifiyah
Oleh: *Denny Siregar*
Jika berbicara posisi Jaksa Agung, saya selalu teringat almarhum Baharuddin Lopa.
Baharuddin Lopa adalah profil sempurna sebagai penegak hukum yang berani, jujur, dan hidup sederhana. Ia dulu pernah menyeret seorang pengusaha yang dikenal kebal hukum di daerahnya di Ujung Pandang, bernama Toni Gozal atau Go Tiong Kien. Dan karena itu ia dihormati sebagai penegak hukum yang tegas dan tidak kenal takut.
Tahun 2001, Presiden waktu itu Abdurrahman Wahid, pernah mengangkat Baharuddin Lopa sebagai Jaksa Agung. Dan itu sangat menakutkan buat keluarga Cendana dan kroninya.
Sayangnya, baru 1,5 bulan menjabat, Baharuddin Lopa mendadak meninggal ketika sedang umrah. Indonesia berduka kehilangan seorang yang membuat kejaksaan begitu disegani. Lopa kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Tidak mudah mencari pengganti Baharuddin Lopa saat sekarang ketika campur tangan partai politik sangat kental. Kejaksaan Agung dikabarkan menjadi tentakel politik untuk mengamankan kendaraan. Sehingga orang kembali apatis terhadap penegakan hukum yang ramah bagi orang kaya dan kejam bagi rakyat biasa.
Dengar dengar, Jokowi memang sedang mencari pengganti Baharuddin Lopa. Orang yang jujur, bersih, berperilaku sederhana dan sangat mengerti hukum. Dan terutama bukan dari partai politik sehingga ia bisa bekerja secara profesional.
Jokowi ingin Kejaksaan mengawal proyek-proyek pemerintahan yang nilainya sangat besar supaya tidak dikorupsi dan mengakibatkan hambatan investasi. Butuh seorang panglima perang di sana dan Mahfud MD lah orangnya.
Dan salah satu yang menjadi jagoannya adalah Profesor Mahfud MD.
Mohammad Mahfud MD adalah seorang ahli hukum yang berpengalaman. Ia pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi dan Menteri Pertahanan pada era Gus Dur. Jejaknya bersih dan ia dihormati di bidangnya. Mahfud MD sering diminta pendapatnya terhadap kasus-kasus hukum yang ada.
Putra Madura ini pernah hampir menjadi calon Wakil Presiden Jokowi pada tahun 2019. Tapi ternyata pada saat terakhir ia digantikan KH Ma'ruf Amin. Rupanya Jokowi punya pandangan lain di mana posisi yang tepat bagi Mahfud MD kelak.
Dan posisi itu, kemungkinan besar ada di Jaksa Agung. Jokowi ingin Kejaksaan mengawal proyek-proyek pemerintahan yang nilainya sangat besar supaya tidak dikorupsi dan mengakibatkan hambatan investasi. Butuh seorang panglima perang di sana dan Mahfud MD lah orangnya.
Pertanyaannya, maukah Mahfud MD jika Jokowi melamarnya ?
Saya bertanya hal yang sama pada seorang teman yang sangat dekat dengan beliau. Jawabnya, "Profesor gak mau jawab apa pun terkait posisi."
Mungkin Mahfud MA masih trauma dengan pemberitaan massal tentang dirinya saat mau jadi Cawapres Jokowi, tapi ternyata tidak jadi
Jika ia menjadi Jaksa Agung, menarik juga. Akan senang melihat sepak terjangnya dan cuitannya sambil seruput kopi tentunya.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi*
Editor: Siti Afifiyah
Oleh: *Denny Siregar*
Jika berbicara posisi Jaksa Agung, saya selalu teringat almarhum Baharuddin Lopa.
Baharuddin Lopa adalah profil sempurna sebagai penegak hukum yang berani, jujur, dan hidup sederhana. Ia dulu pernah menyeret seorang pengusaha yang dikenal kebal hukum di daerahnya di Ujung Pandang, bernama Toni Gozal atau Go Tiong Kien. Dan karena itu ia dihormati sebagai penegak hukum yang tegas dan tidak kenal takut.
Tahun 2001, Presiden waktu itu Abdurrahman Wahid, pernah mengangkat Baharuddin Lopa sebagai Jaksa Agung. Dan itu sangat menakutkan buat keluarga Cendana dan kroninya.
Sayangnya, baru 1,5 bulan menjabat, Baharuddin Lopa mendadak meninggal ketika sedang umrah. Indonesia berduka kehilangan seorang yang membuat kejaksaan begitu disegani. Lopa kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
Tidak mudah mencari pengganti Baharuddin Lopa saat sekarang ketika campur tangan partai politik sangat kental. Kejaksaan Agung dikabarkan menjadi tentakel politik untuk mengamankan kendaraan. Sehingga orang kembali apatis terhadap penegakan hukum yang ramah bagi orang kaya dan kejam bagi rakyat biasa.
Dengar dengar, Jokowi memang sedang mencari pengganti Baharuddin Lopa. Orang yang jujur, bersih, berperilaku sederhana dan sangat mengerti hukum. Dan terutama bukan dari partai politik sehingga ia bisa bekerja secara profesional.
Jokowi ingin Kejaksaan mengawal proyek-proyek pemerintahan yang nilainya sangat besar supaya tidak dikorupsi dan mengakibatkan hambatan investasi. Butuh seorang panglima perang di sana dan Mahfud MD lah orangnya.
Dan salah satu yang menjadi jagoannya adalah Profesor Mahfud MD.
Mohammad Mahfud MD adalah seorang ahli hukum yang berpengalaman. Ia pernah menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi dan Menteri Pertahanan pada era Gus Dur. Jejaknya bersih dan ia dihormati di bidangnya. Mahfud MD sering diminta pendapatnya terhadap kasus-kasus hukum yang ada.
Putra Madura ini pernah hampir menjadi calon Wakil Presiden Jokowi pada tahun 2019. Tapi ternyata pada saat terakhir ia digantikan KH Ma'ruf Amin. Rupanya Jokowi punya pandangan lain di mana posisi yang tepat bagi Mahfud MD kelak.
Dan posisi itu, kemungkinan besar ada di Jaksa Agung. Jokowi ingin Kejaksaan mengawal proyek-proyek pemerintahan yang nilainya sangat besar supaya tidak dikorupsi dan mengakibatkan hambatan investasi. Butuh seorang panglima perang di sana dan Mahfud MD lah orangnya.
Pertanyaannya, maukah Mahfud MD jika Jokowi melamarnya ?
Saya bertanya hal yang sama pada seorang teman yang sangat dekat dengan beliau. Jawabnya, "Profesor gak mau jawab apa pun terkait posisi."
Mungkin Mahfud MA masih trauma dengan pemberitaan massal tentang dirinya saat mau jadi Cawapres Jokowi, tapi ternyata tidak jadi
Jika ia menjadi Jaksa Agung, menarik juga. Akan senang melihat sepak terjangnya dan cuitannya sambil seruput kopi tentunya.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi*