Beginilah cara kerja UNHCR dan Pemprov DKI Jakarta yang luar biasa.
Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga sekitar, mereka menempatkan para pengungsi di gedung bekas Kodim yang terletak persis di dalam perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat.
Aparat pemerintah, mulai dari RT, RW, Lurah, Camat setempat, sampai jajaran kepolisian dan TNI sampai kewalahan mengatur mereka.
Bagaimana dengan warga perumahan tersebut ? Tentu saja kami shock dan takut melihat mereka berkeliaran seperti itu di dalam perumahan mereka yang biasa sepi. Warga terlihat sangat terganggu dan ketakutan melihatnya. Bagaimana tidak takut dan kuatir bila kita membuka pintu toko, tiba2 ada ratusan orang berdiri dan bahkan tiduran di emperan toko kita ?
Bagaimana dengan kebersihan dan sanitasi mereka ?
Ada yang sudah 1 minggu tidak mandi.
Begini yang disebutkan sebagian media masaa : Para Pengungsi dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Gedung Kodim bahkan hanya memiliki 5 toilet. Bagaimana bisa menampung 1100 pengungsi di dalam gedung itu ?
Pertanyaannya :
1. Apakah tidak ada lokasi penampungan lain selain di dalam komplek perumahan warga ?
2. Apakah Pemprov DKI dan UNHCR sudah mendiskusikan semua amdal dan dampak lingkungan sebelum memutuskan memindahkan mereka ? Karena yang terlihat adalah sama sekali tidak ada komunikasi antara UNHCR dan Premprov DKI Jakarta, bahkan terkesan lepas tangan dan ini membuat aparat dan jajaran di bawah menjadi kelimpungan.
3. Apakah cara pemindahan para pengungsi SOP nya memang seperti itu ? Tiba2 kirimkan pengungsi dan lepaskan mereka di sana ? Sama sekali tidak ada pemberitahuan apalagj sosialisasi sebelumnya dari pihak manapun sebelumnya (ini disebutkan oleh Pak Lurah, Pam Camat, Kapolsek dan Danramil yang hadir dalam meeting semalam).
4. Apakah ada SOP utk para pengungsi, bagaimana mereka harus bersikap, kapan mereka boleh keluar dari tempat penampungan dan sebagainya ? Karena para pengungsi ini ayam baru lepas kandang, berkeliaran dalam jumlah ratusan spt itu di komplek warga yang biasanya sepi dan tenang.
5. Bagaimana dengan SOP dari UNHCR utk mengatur para pengungsi ? Karena yang terlihat adalah AUTOPILOT !
Selevel UNHCR dan Pemprov DKI Jakarta bahkan tidak bisa membuat SOP jelas untuk mereka.
Apakah kita semua bisa bayangkan bagaimana kalau tiba2 ada 1000 orang datang ke perumahan tempat tinggal kita yang biasanya tenang ?
Kalau belum, silakan kunjungi Perumahan Daan Mogot Baru di Kalideres.
Betul kita harus berempati terhadap kondisi para pengungsi.
Tapi itu tidak membuat kita harus menerima mereka di dalam perumahan kita, dalam jumlah besar seperti itu.
Maka tidaklah heran bila kami, Warga Daan Mogot Baru MENOLAK DENGAN TEGAS PENEMPATAN PENGUNGSI di dalam komplek perumahan kami, mengingat dampak sosial dan kesehatan yang akan terjadi. Gesekan bahkan telah terjadi tanpa bisa dihindari.
Salam Solidaritas 🙋
Yuliana Rijanto
12 Juli 2019
@jokowi
@kemendagri_RI
@kemensosRI
@polhukamRI
@aniesbaswedan
@dkijakarta
@humas_DKI
@refugees
@refugeesmedia
*TOLONG BANTU FWD dan VIRALKAN rekan-rekan, Terima Kasih 🙏
Tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada warga sekitar, mereka menempatkan para pengungsi di gedung bekas Kodim yang terletak persis di dalam perumahan Daan Mogot Baru, Kalideres, Jakarta Barat.
Aparat pemerintah, mulai dari RT, RW, Lurah, Camat setempat, sampai jajaran kepolisian dan TNI sampai kewalahan mengatur mereka.
Bagaimana dengan warga perumahan tersebut ? Tentu saja kami shock dan takut melihat mereka berkeliaran seperti itu di dalam perumahan mereka yang biasa sepi. Warga terlihat sangat terganggu dan ketakutan melihatnya. Bagaimana tidak takut dan kuatir bila kita membuka pintu toko, tiba2 ada ratusan orang berdiri dan bahkan tiduran di emperan toko kita ?
Bagaimana dengan kebersihan dan sanitasi mereka ?
Ada yang sudah 1 minggu tidak mandi.
Begini yang disebutkan sebagian media masaa : Para Pengungsi dipindahkan ke lokasi yang lebih layak. Gedung Kodim bahkan hanya memiliki 5 toilet. Bagaimana bisa menampung 1100 pengungsi di dalam gedung itu ?
Pertanyaannya :
1. Apakah tidak ada lokasi penampungan lain selain di dalam komplek perumahan warga ?
2. Apakah Pemprov DKI dan UNHCR sudah mendiskusikan semua amdal dan dampak lingkungan sebelum memutuskan memindahkan mereka ? Karena yang terlihat adalah sama sekali tidak ada komunikasi antara UNHCR dan Premprov DKI Jakarta, bahkan terkesan lepas tangan dan ini membuat aparat dan jajaran di bawah menjadi kelimpungan.
3. Apakah cara pemindahan para pengungsi SOP nya memang seperti itu ? Tiba2 kirimkan pengungsi dan lepaskan mereka di sana ? Sama sekali tidak ada pemberitahuan apalagj sosialisasi sebelumnya dari pihak manapun sebelumnya (ini disebutkan oleh Pak Lurah, Pam Camat, Kapolsek dan Danramil yang hadir dalam meeting semalam).
4. Apakah ada SOP utk para pengungsi, bagaimana mereka harus bersikap, kapan mereka boleh keluar dari tempat penampungan dan sebagainya ? Karena para pengungsi ini ayam baru lepas kandang, berkeliaran dalam jumlah ratusan spt itu di komplek warga yang biasanya sepi dan tenang.
5. Bagaimana dengan SOP dari UNHCR utk mengatur para pengungsi ? Karena yang terlihat adalah AUTOPILOT !
Selevel UNHCR dan Pemprov DKI Jakarta bahkan tidak bisa membuat SOP jelas untuk mereka.
Apakah kita semua bisa bayangkan bagaimana kalau tiba2 ada 1000 orang datang ke perumahan tempat tinggal kita yang biasanya tenang ?
Kalau belum, silakan kunjungi Perumahan Daan Mogot Baru di Kalideres.
Betul kita harus berempati terhadap kondisi para pengungsi.
Tapi itu tidak membuat kita harus menerima mereka di dalam perumahan kita, dalam jumlah besar seperti itu.
Maka tidaklah heran bila kami, Warga Daan Mogot Baru MENOLAK DENGAN TEGAS PENEMPATAN PENGUNGSI di dalam komplek perumahan kami, mengingat dampak sosial dan kesehatan yang akan terjadi. Gesekan bahkan telah terjadi tanpa bisa dihindari.
Salam Solidaritas 🙋
Yuliana Rijanto
12 Juli 2019
@jokowi
@kemendagri_RI
@kemensosRI
@polhukamRI
@aniesbaswedan
@dkijakarta
@humas_DKI
@refugees
@refugeesmedia
*TOLONG BANTU FWD dan VIRALKAN rekan-rekan, Terima Kasih 🙏