Saturday, 14 October 2023

PENJELASAN GOENAWAN MOHAMAD

PENJELASAN GOENAWAN MOHAMAD

Banyak sekali pertanyaan, benarkah saya yang menulis sebuah statemen tentang pemerintahan Presiden Jokowi — tulisan yang ditandatangani "Gunawan Muhammad".

Itu bukan nama saya. Nama saya "Goenawan Mohamad".  Dalam paspor ada tambahan "Susatyo".

Tapi saya memang pendukung Jokowi. Bukan hanya pendukung yang pasif.  Saya misalnya ikut berkampanye sampai malam di Sukabumi,  ikut mengorganisir rapat umum di Jakarta, menulis teks digital maupun bukan , menyelenggarakan tujuh malam musik dan pertunjukan di Komunitas Salihara bersama banyak sekali seniman —bahkan ikut menyumbangkan dana.

Saya tak pernah lupa saya, di umur yang tak lagi muda, berjalan kaki siang hari bersama rombongan pedagang kaki lima pendukung Jokowi, dari Dukuh Atas sampai di depan Istana Merdeka, buat menyambut terpilihnya Jokowi lagi di tahun 2015.

Kini di tahun 2023,  kepresidenan Jokowi akan berakhir — dan saya bangga, sebagaîmana  banyak orang, pemerintahan ini tampak akan berakhir dengan gemilang.  Negeri aman, ekonomi tumbuh, banyak fasilitas dibangun untuk rakyat.

Saya berdoa agar  rasa bangga itu berlanjut, agar Indonesia, negeri dengan sejarah yang berbekas luka ini, memiliki pemimpin tauladan: jujur, bekerja keras, dekat dengan rakyat, jauh dari mengejar harta dan kuasa untuk diri dan keluarganya.  Dalam sebuah interview tahun 2022 di Tokyo saya mengatakan Jokowi presiden terbaik dalam sejarah Indonesia sampai sekarang.

Tapi di tahun 2023,  saya diingatkan kearifan klasik, bahwa seorang pemimpin yang dipuja dan dipuji adalah seorang manusia yang digoda.  Kekuasaan dan pujian itu madat bagi orang yang di atas tahta, dan orang gampang mencandu kepadanya.

Dan dengan sedih saya menyaksikan bahwa Jokowi juga terkena madat itu.  Ia tak mudah lagi dikritik: ia tak mendengarkan saran-saran akal sehat misalnya agar membangun ibukota baru tanpa tergesa-gesa. Ide baik itu akan berantakan jika tak direalisasikan dengan seksama.  

Yang terakhir, Presiden Jokowi — sebagaimana saya temukan sedikit demi sedikit — melakukan apa yang dilakukan Suharto: memberi perlakuan istimewa bagi anak-anaknya. 

Semula saya dan banyak orang pernah kagum, juga terharu, melihat Gibran dan Kaesang bekerja sebagai pengusaha biasa (jual martabak dan pisang goreng),  bukan dengan memonopoli bidang bisnis besar seperti anak-anak Suharto.

Tapi ketika dengan mudahnya — tanpa kompetisi terbuka, tanpa prosedur yang benar — putra-putra Jokowi naik ke kursi kekuasaan, saya mulai ragu dan meneliti.  Ternyata Jokowi, presiden saya, presiden yang dicintai rakyat, telah memberi mereka keistimewaan secara tak adil.  

Saya terhenyak. Saya kecewa dan sedih.

Puncaknya hari-hari ini. Dengan tipu muslihat dan dana yang bermilyar-milyar,  jalan Gibran untuk jadi wakil presiden disiapkan.  

Gibran mungkin walikota yang baik, tapi ia tak tertandingi karena tak pernah ada pertandingan. Ia juara yang tak sejati. Dan lebih buruk lagi, rasa keadilan dilecehkan, aturan yang disepakati dikhianati. 

Saya sedih melihat itu semua.  Demokrasi dimulai dengan sangka baik — tentang yang memilih dan yang dipilih —dan mengandung kepercayaan kepada sesama.  Kini sangka baik itu retak, mungkin rusak parah, karena orang yang kita percayai ternyata culas. Padahal sangka baik — meskipun mungkin naive — adalah modal sosial untuk membangun kebersamaan bangsa.

Saya sadar saya dan banyak orang lain seperti saya, tak berdaya melawan.  Kami tak punya tentara, polisi dan birokrasi untuk menggertak,  tak punya uang trilyunan untuk menyuap. 

Tapi tak bisa saya akan hanya diam; saya akan bersalah kepada negeri kita yang satu-satunya ini jika saya hanya diam.  Dengan catatan: dalam umur lanjut ini,  saya sadar batas.  Tanpa ingin lumpuh.

Saya masih berbahagia bahwa di masa ketika nilai-nilai disingkirkan saya masih bisa menulis dan melukis — kegiatan di mana apa yang baik selalu mengimbau agar diraih dan yang palsu dibuang. 

Dan saya masih punya teman-teman yang tetap setia kepada prinsip, tak mau ikut mempraktekkan politik yang tanpa nilai-nilai.

Saya masih mendengar mereka yang menggertakkan geraham berkata: "Cukup! Hentikan!" — mereka yang tahu apa yang bakal hancur, bakal direnggutkan dari generasi Indonesia yang akan datang.

Saya cemas. Tapi saya punya harap.

*Prabowo Terlalu Memaksakan, Jokowi Sepantasnya Marah*

*Prabowo Terlalu Memaksakan, Jokowi Sepantasnya Marah*

by *Adin*

Pengaruh politik Jokowi yang masih besar menyebabkan dirinya jadi pusat perhatian. Sorotan bukan hanya untuk Presiden Jokowi saja tapi juga untuk kedua putranya. Dua putra kandungnya turut diperbincangkan, diperebutkan, bahkan hadir sebagai bahan diskusi para pengamat dan elit politik.

Putra sulung Jokowi, sedang disorot publik. Wali Kota Solo sejak Februari 2021 itu meniti karier politiknya juga melalui PDI-P, sama dengan ayahnya. Sejak menjabat sebagai Walikota Solo, berdatangan para elit parpol dan pejabat tinggi pemerintah.

Sejumlah kalangan yang berkepentingan, termasuk bakal capres Prabowo Subianto, rajin mengunjunginya. Gibran terang-terangan menyatakan diajak Prabowo sebagai bakal cawapres.

Prabowo mengajak Gibran jadi cawapresnya, padahal usia Gibran belum mencapai 40 tahun yang merupakan usia minimal bisa jadi capres atau cawapres. Beberapa pihak yang dekat dengan Partai Gerindra mengajukan gugatan batas usia capres dan cawapres.

Ide menjadikan Gibran sebagai bakal cawapres sangat jelas ke mana arahnya. Tak lain ingin mengambil efek Jokowi. Tapi, apakah Jokowi juga menginginkannya?

Yang pasti, ide tersebut kemudian menghebohkan. Langkah yang ditempuh lalu terkesan memaksakan. Tak ada jalan lain selain mengajukan permohonan perubahan undang-undang yang membatasi syarat usia capres dan cawapres melalui Mahkamah Konstitusi (MK).

Tak hanya batas usia, pemohon juga menambahkan syarat "pengalaman menjadi kepala daerah/wakil kepala daerah". Persaingan politik lapangan bergeser ke dalam ruang sidang MK. Isu politik dibawa ke ranah konstitusionalitas. Itulah yang membuat sejumlah kalangan melihat secara kritis.

Ada gelagat memperalat MK sebagai penopang kepentingan politik praktis kalangan tertentu. Keluarga Jokowi tak luput dari sasaran kritik keras. Terbentuklah opini, dugaan yang kini berhembus kencang: "Jokowi sedang membangun politik dinasti".

MK dimanfaatkan sebagai instrumen legalisasi politik dinastinya. Kritik keras itu menilai, permohonan uji materi di MK bukan lagi ditujukan untuk menegakkan hak-hak konstitusional warga, melainkan diduga kuat dilandasi nafsu kuasa kalangan tertentu, termasuk keluarga Jokowi.

MK memang belum memutuskan. Konon MK akan membacakan keputusannya pada 16 Oktober 2023, menjelang jadwal pendaftaran capres-cawapres. Ada kesan lamban, dan kesan lamban ini pula yang memunculkan kasak-kusuk negatif bahwa MK turut bermain politik.

Karena itu, mau tak mau, suka tak suka, MK disorot oleh publik. Ada yang memlesetkan Mahkamah Konstitusi menjadi "Mahkamah Keluarga". Hubungan kekerabatan antara Jokowi dan Ketua MK Anwar Usman pun terbawa-bawa dalam urusan itu.

Presiden Jokowi sepantasnya marah dengan manuver Prabowo. Karena dirinya menjadi sasaran kritik dan menjadi sasaran prasangka buruk. Disangka ingin membangun dinasti politik, melanggengkan kekuasaan, Mahkamah Keluarga dan sebagainya.

Padahal Presiden Jokowi sudah berbulan-bulan tidak bertemu dengan Gibran dan belum tentu, Jokowi memikirkan dinasti politik. Semuanya mengalir begitu saja karena tingkat elektabilitas Gibran yang sangat tinggi dan potensial jadi pemenang di pilpres nanti. Segala kelebihan Jokowi dan keluarganya ini kemudian dimanfaatkan oleh Prabowo menuju Istana.

https://seword.com/politik/prabowo-terlalu-memaksakan-jokowi-sepantasnya-pc5yAP6Wij?fbclid=IwAR30V_nFpDE7WirYsSXIFYDVNiuczFAI4acyKq13CmVOvWskjm5AkxnVwRY#lnpivnek86zvwpd2vl

Elektabilitas bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo makin meroket di Banten.

Elektabilitas bakal calon presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo makin meroket di Banten. Bahkan, Ganjar menyalip calon lainnya seperti Prabowo Subianto 

Elektabilitas Ganjar unggul di Banten berdasarkan data yang diumumkan Lembaga Survei Indonesia (LSI). Ganjar makin meroket di Banten semenjak tiga bulan belakangan dimulai dari Juli sampai September 2023.

Hasil survei menunjuk bahwa elektabilitas Ganjar di Banten mencapai 39,2 persen, disusul Prabowo Subianto 37,9 persen, dan terakhir Anies Baswedan 19,8 persen.

https://banten.jpnn.com/politik/3287/elektabilitas-gajar-meroket-di-banten-anies-prabowo-tersalip

*JANGAN ABAIKAN PESAN SESEORANG MENJELANG KEMATIANNYA*

*JANGAN ABAIKAN PESAN SESEORANG MENJELANG KEMATIANNYA*

Seorang pria kulit putih sedang berkunjung ke Bali. Suatu malam pria ini masuk ke sebuah restoran  di Bali. Begitu masuk, ia melihat seorang pria kulit hitam dengan santai duduk sambil  membaca koran di sudut restoran.

"Pelayan ...!" teriaknya.
"Saya traktir semua orang di restoran ini,  kecuali orang kulit hitam di sana ...!"  Ucapnya dengan lantang sambil menunjuk pria kulit hitam itu.

Pelayan mulai melayani untuk semua orang  yang ada di restoran, kecuali si pria kulit hitam. Pria kulit hitam tersebut hanya menatap si Kulit putih dan  berkata, "Terima kasih ...!" Ucapnya sambil mengangguk.
"Wah ngeledek nih orang," pikir si Kulit putih.

Kulit putih menuju bar :
"Bartender ...! Minuman gratis untuk semua disini, kecuali orang kulit hitam yang duduk di pojok sana!"  Sekali lagi, bukannya marah, si kulit hitam hanya  tersenyum sambil mengangguk ia berkata, "Terima kasih." Si kulit putih semakin bingung  dibuatnya. 

Ia memanggil si pelayan : 
"Apa dia itu sudah  gila ...?" Sambil menunjuk pria hitam itu.

"Tidak, ia tidak gila" Pelayan itu tersenyum, "dia adalah pemilik restoran ini." Kulit putih terkejut mendengar penjelasan si  pelayan dan merasa sangat malu. Saking malunya, ia langsung ke kasir bayar lalu bergegas pergi keluar dan  menyebrang jalan. Tanpa ia sadari, sebuah mobil yang berlari  kencang tiba-tiba menabraknya. 

Mobil itu tidak berhenti menolong pria itu dan langsung kabur. Para pelanggan restoran berhamburan keluar ingin melihat apa yang terjadi dengan pria itu. Namun tak ada yang peduli. Tidak satu orang pun dari semua yang telah  ia traktir makan dan minum, mau  membantunya.

Pria itu terkapar di jalanan dan  hanya menjadi tontonan warga. Dengan sigap pria kulit hitam kembali ke restoran, menyalakan mobilnya dan  membawa pria itu ke rumah sakit  terdekat.

Setelah siuman, pria itu bersusah payah, mencoba bangkit dari tempat tidur dan ingin  meminta maaf. Namun belum sempat terucap dari mulutnya,  si hitam langsung berkata, "sudahlah, aku  sudah memaafkanmu sejak awal."

Setelah dirawat beberapa hari, pria itu dinyatakan sembuh dan boleh pulang. Namun pria itu kaget melihat di bawah tagihan Rumah Sakit tertulis 'Lunas'.

"Siapa yang membayar ini semua ...?"
"Teman yang menemani bapak selama  dirawat di rumah sakit ini kulit hitam" jawab pihak  rumah sakit.

Pria itu bergegas menuju restoran pria kulit  hitam.  Ia langsung ke sudut restoran mencari pria kulit hitam itu biasa berada, namun,  orang yang dicarinya tidak ada disana.

"Dimana pria kulit hitam pemilik restoran  ini ...?" Belum sempat si pelayan menjawab, muncul  seorang pria kulit hitam berpakaian rapi dari belakang menimpali, "Saya pemilik restoran ini, ada apa ya pak ...?"
"Bukan anda yang saya maksud, saya mencari pria tua kulit hitam yang beberapa hari lalu duduk di pojokan itu,"

"Itu ayah saya, dia baru saja meninggal 2 hari lalu dan sekarang saya adalah pemilik restoran ini," jawab pria muda itu.

"Sebelum meninggal dia menitipkan ini jika  ada orang kulit putih yang mencarinya,"  ucapnya sambil menyodorkan kertas.

Dipenuhi rasa sedih bercampur penasaran, ia membaca isi kertas itu. Si pria kulit hitam tersebut menulis  untuknya :

*Pilih  PSI pada pileg 2024 nanti. Beri tahu Family & Kerabat. Jangan pilih yang lain*...🤲🤲🤝🤝🤣😂🤣

Projo dan PDIP

Jakarta - Relawan Projo di bawah pimpinan Budi Arie resmi mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo Subianto sebagai capres 2024. Ketua Umum Relawan Projo Ganjar, Haposan Situmorang mengaku bingung karena Budi Arie merupakan kader PDIP.
"PDI Perjuangan adalah ibu kandung Projo. Projo itu tahun 2014 dilahirkan kader-kader PDI-P untuk mendukung Joko Widodo dalam Pilpres 2014. Budi Arie itu juga kader PDIP, " ujar Haposan dalam keterangannya, Sabtu (14/10/2023).

Meski begitu, Haposan mengaku tidak terkejut dengan deklarasi yang dilakukan Projo Budi Arie. Menurutnya, Projo Budi Arie memang terlihat sudah lama bermain dengan Prabowo.

"Sudah lama mereka main mata dengan Prabowo. Jadi kami anggap biasa saja. Cuma yang kami masih bingung apa dasar Projo Budi Arie mendukung Prabowo," ujarnya.

Haposan pun menilai jika Projo Budi Arie secara terang-terangan telah mengkhianati PDI Perjuangan. Sebab, kata dia, Projo lahir dari rahim PDIP.

"Mereka pengkhianat, " ucapnya.

Sekretaris Dewan Penasihat Projo Ganjar Sunggul Hamonangan Sirait menilai aneh jika Projo yang didirikan oleh PDIP mendukung capres selain Ganjar Pranowo. Padahal, kata dia, seharusnya kader dan simpatisan PDIP mendukung Ganjar.

"Menurut kami, aneh dan tidak wajar kalau ormas yang didirikan kader PDIP kemudian mendukung Prabowo yang dalam Pilpres nanti adalah lawan Ganjar Pranowo yang diusung PDIP," paparnya.

"Kader dan simpatisan Projo Budi Arie maupun Projo Ganjar yang lahir dari rahim PDIP harus tunduk dan patuh, bukan malah jadi Si Malin Kundang," imbuhnya.

Dia pun mengaku tak masalah jika Projo Budi Arie ingin mendukung Prabowo. Menurutnya, biarkan rakyat Indonesia nanti yang akan menilai.

"Bagi kami tidak masalah jika Projo Budi Arie mendukung Prabowo. Justru itu lebih baik dari pada malu-malu kucing. Rakyat akan menilai siapa yang pejuang dan siapa yang berkhianat, " sambung dia.

Dia pun mengaku tak melihat adanya arahan Jokowi kepada Projo Budi Arie untuk mendukung Prabowo. Sebaliknya, kata dia, saat Rakernas PDIP, Jokowi mendukung Ganjar.

"Justru dalam Rakernas PDIP beberapa waktu yang lalu Pak Jokowi mendukung Ganjar Pranowo  SUDAH  JELAS  Pak Jokowi langsung bilang setelah dilantik jadi presiden, Pak Ganjar langsung urus kedaulatan pangan. Jutaan rakyat Indonesia menyaksikan pernyataan presiden Jokowi itu, " tuturnya.  di kubu sana nya lah yg ambisi  tidak punya  malu  meng halal  kan cara  yg mau d bayar   murah  harga diri nya  meng gadaikan negara Indonesia yg jelas  calon presiden nya hanya mo rampok APBN  dll  .tidak layak jadi Presiden  , da kaca  gak yach  ,  !?

 https://news.detik.com/pemilu/d-6982827/projo-ganjar-tanya-dasar-projo-dukung-prabowo-budi-arie-itu-kader-pdip.