JANGAN SERANG JOKOWI, NANTI SUARA TURUN
Salah satu siasat pendukung Prabowo adalah larangan menyerang Jokowi, karena bisa menurunkan suara. Alasannya, kepuasan publik 75%. Menyerang Jokowi berarti menyerang 75% orang tadi. Ini silogisme yang menyesatkan. Apakah 75% orang itu semuanya manut sama Jokowi? Apakah mereka sudah pasti setuju dengan semua tindakan Jokowi, termasuk yang melanggar hukum? Kemudian narasi itu dikuatkan oleh framing LSI Denny JA. Temuannya, elektabilitas paslon terkoreksi ketika mengritik Jokowi. Dari mana dia dapat data ini? Asumsi? Kira-kira? Hanya baca angka? Itu alasan yang mengada-ada. Itu adalah strategi Denny JA dan para pendukung Prabowo. Tujuannya agar semua perbuatan yang dilakukan keluarga Jokowi ditutupi. Denny JA itu orangnya Jokowi. Hidup-mati dia sendiko dhawuh pada Jokowi. Makanya dia punya kepentingan untuk menyelamatkan muka Jokowi. Kasus Mahkamah Keluarga menampar Jokowi. Soal Iriana mengusik Jokowi. Lalu narasi disebarkan, jangan serang Jokowi, nanti elektabilitas turun. Tapi orang-orang bodoh malah memakan umpan itu. Mereka menggigil ketakutan dan tak berani menyebut kesalahan keluarga Jokowi. Kemudian mereka mempertanyakan kontribusi para pengritik Jokowi yang dulu mendukungnya. Bertahun-tahun orang-orang seperti saya ini membela Jokowi melawan Prabowo. Saya bahkan bikin buku untuk Jokowi. Ikhlas tanpa dapat sepeserpun uang dari Jokowi. Kurang dukung apa? Ketika saya datang ke istana sekalipun, saya datang sebagai perayaan atas dukungan saya itu. Dan sekali lagi bukan untuk mendapat fasilitas dari Jokowi. Orang-orang seperti saya ini masih mencoba memaklumi ketika Prabowo masuk kabinet. Dalam hati seperti tersayat. Tapi demi tujuan rekonsiliasi semua itu diterima. Prabowo yang membiarkan pendukungnya memfitnah dan mencela Jokowi selama bertahun-tahun malah diberi karpet merah. Semua itu dimaklumi. Tapi ketika kemudian anaknya diberi tiket emas dengan menabrak peraturan, di situlah titik puncak kekecewaan. Ternyata sejak awal Jokowi tak seagung itu. Yang salah ya orang-orang seperti saya ini. Selalu berprasangka baik dan berharap ini adalah strategi Jokowi. Strategi dari hongkong? Itu semua hanyalah ambisi untuk berkuasa. Dulu ketika banyak proyek bocor, kami selalu berprasangka baik. Itu kan hanya oknum... Dulu ketika oligarki model Luhut memperkaya diri, kami selalu berpikir lurus, ah harap maklum... Jadi selama ini orang-orang seperti saya ini ternyata dikibuli. Dia hanyalah makhluk profan yang bahkan tak mampu menolak ambisi istrinya. Seorang suami takut istri yang digagah-gagahkan di media penjilat istana. Hari ini kalau ada narasi, menyerang Jokowi menurunkan suara, itu omong kosong. Gedibal istana dan cecunguk pemuja Prabowo sedang bergerilya. Tidak cukup mereka menggunakan uang panas dari Kemenhan dan BUMN. Tidak cukup mengerahkan aparat pasang baliho di daerah-daerah. Tidak cukup bansos dan bantuan kemanusiaan dibelokkan untuk politik. Mereka masih ingin nama baik untuk kelakuan yang buruk. Semua itu harus dilawan. Jangan takut dengan para Haman. Kebenaran harus terus digedor dan disuarakan. Masak kelakuan kacrut mau didiamkan, emang ini negara embahnya? Kajitow Elkayeni