Tuesday, 30 April 2019

*True Story About Venezuela*

TRue Story About Venezuela

Negara yg tergadai..

Saat ini negara Venezuela tengah berjuang mengatasi krisis paling parah didunia. Nyaris bangkrut. Dengan tingkat inflasi yg super tinggi, mencapai 1 juta persen, mata uang mereka tak ada artinya lagi. Untuk beli secangkir kopi saja butuh uang setengah kotak sepatu. Untuk makan malam berdua, uang setengah ransel juga belum tentu cukup. Saya baca berita ttg seorg dokter jantung yg mendapat jamsostek dr 4 tahun bekerja, dan cuma bisa beli secangkir kopi dr cek yg dia terima.

Penduduknya mengungsi ke negara2 tetangga mencari penghidupan yg layak. Sesuatu yg tidak pernah terlintas dalam benak mrk sekitar 3 atau 4 tahun yg lalu.

Negara yg terletak diujung utara benua Amerika Latin ini dikaruniai dengan sumber minyak berlimpah. Dan itu menjadi cuma satu2nya sumber penghasilan mereka. Saat harga minyak melambung tinggi mereka adalah negara terkaya di benua Latin. Mereka dimanja oleh presidennya saat itu, Hugo Chavez. Semua disubsidi, apa saja murah dan gratis. Sehingga membuat mereka sedikit malas berkompetisi dan banyak berangan2 menjadi selebriti.

Didaerah tempat tinggal saya banyak orang2 dari Venezuela. Dari 10 org yg saya temui, 2 biasa aja, dan 1 cakep. Sisanya.. cakep abessss.. Nga laki nga perempuan, rata2 kayak pemain2 sinetron telenovela. Mereka menjaga bentuk badan dan penampilan. Selalu fresh dan kinclong. (Baca tulisan saya 'Mile 22')

Sombongnya ampun2an. Nga mau kerja yg rendahan. Maunya yg pake stelan jas dan diruangan ber ac. Nga mau lembur dan kerja saat weekend, sebab... it's a party time.. Selalu berangan2 menjadi next celebrity. Bayangin aja rata2 pemilihan miss Universe dan sejenisnya pasti didominasi oleh negara mereka. Kl nga menang ya jadi finalis. Pokoknya top markotop deh...

Mereka bisa bolak balik masuk ke Amerika kayak pergi ke tanah abang. Mereka menjaga ketat perbatasannya dari negara tetangga dan memandang rendah orang sekitarnya.

Tapi itu dulu....

Setelah Chavez meninggal krn kanker dan harga minyak anjlok dipasaran dunia. Semua hutang2 yg dulu digunakan untuk subsidi rakyatnya tdk terbayarkan. Hutang berbunga, bunga berbunga... makin menumpuk. Sumber penghasilan lain tdk ada. SDM nya punya mental kere... Perusahaan2 asing angkat kaki. Pabrik2 tutup karena nga ada bahan baku atau kalaupun ada, nga ada yg beli produksinya. Orang2 antri setengah hari cuma untuk sepotong roti dan susu serta telur. Sampai teman saya cerita kl sepupunya harus memberikan anak2nya ke orang lain drpd mrk mati kelaparan.

Amerika menutup pintu rapat2. Mrk sekarang berbondong2 meninggalkan negaranya mencari penghidupan lain di negara2 tetangga yg dahulu mereka cemoohkan. Mereka berjalan kaki beribu2 km membawa pakaian seadanya. Rumah2 ditinggalkan kosong. Penerbangan ke dan dr negara mereka diseleksi ketat. Ada kemungkinan bisa ditutup krn nga ada yg mau kesana lagi. Permintaan visa ke negara lain diperketat dan mustahil untuk mendapatkannya.

Mereka yg dahulunya malas dan ogah2an bekerja, skrg serabutan mencari apa saja. Dan maaf, yg paling gampang ya.. menjual diri, karena udah punya modal untuk itu.

Caracas, ibukotanya dahulu masuk dalam daftar kota yg ingin saya kunjungi. Terpaksa dicoret krn tingkat kriminilitasnya tinggi sekali. Anak2 muda yg tdk tahu mau berbuat apa lagi, memilih merampok sebagai satu2nya jalan. Mrk membuat senjata rakitan dr pipa2 besi yg tdk terlalu efisien tapi bisa mematikan. Mrk bisa menodong di tengah keramaian dan tdk ada yg mau menolong. Adik teman saya ditodong didepan rumahnya cuma untuk sepatu yg sudah tidak baru lagi.

Saya sih bukan nyumpahin atau gimana2 yah, tapi saya melihat dg kepala mata sendiri bagaimana kesombongan itu dibayar tunai oleh Tuhan. Bukan cuma satu dua orang saja, tapi se negara. 

Tolong sebarkan kepada penganut mental subsidi, buka lah mata, jangan biarkan negara kita tergadaikan nantinya seperti mereka. 🇻🇪